Assalamualaikum.Wr.Wb
Hari ini saya ingin membahas perbedaan antara pesepak bola eropa dengan indonesia.
Tentunya perbadaan antara pesepak bola eropa & indonesia tentu banyak, salah satunya skill, fair play, nyali, ketahanan tubuh, Dan masih banyak lagi
Dan perbedaan yg sangat ane perhatikan adalah orang eropa yg biasanya melakukan acara ramah tamah sebelum melakukan pertandingan dengan klub lain demi menjaga rasa persahabatan, kalau orang indonesia mah paling diajak ke kawinan =D
Dan yg sangat memprihatinkan adalah Orang eropa yg walaupun mereka kebobolan sekali mereka tetap semangat untuk membalikkan keadaan, tapi sangat jauh berbeda dengan indonesia yg jika sudah kebobolan sekali maka semangat pun sirna sudah, Dan penyebab keterpurukannya sepakbola indonesia dimulai dari PSSI yg tidak terorganisasi dengan baik dan masuknya campur tangan pihak-pihak yg tidak bersangkutan dengan Timnas indonesia, dan jika indonesia sudah sering menang-menang Dan menang, maka berita pun mengexpose secara berlebih-lebihan, contohnya saat irfan bachdim dan gonzales baru saja masuk ke timnas indonesia, baru nyalain TV udah negabahas tentang Gol-gol nya timnas, lebih baik jgn terlalu di expose lahhh, mendingan di expose kalau udah menang di final aja, kalau masih menang di penyisihan mah di expose boleh aja, namun sebaik jangan terlalu over expose.
Berbeda dengan
Dulu, tim nasional PSSI sering kebanjiran tamu hebat. Mulai dari Dinamo
Moskow dengan Vladimir Bubukin-nya, Santos dengan Pele-nya, tim nasional
Uruguay, sampai yang pernah saya saksikan langsung, PSV Eindhoven atau
Feyenoord. Dua klub Inggris Stoke City dan Queen’s Park Rangers, Brno
(Ceko), Kristiansand (Norwegia), Ebsbjerg (Denmark) juga pernah datang.
Saya
akhirnya ingat ketika di bulan Juni 1983, Arsenal melawat ke Indonesia.
Reputasi klub elite London kala itu belum senyaring sekarang. Di
Inggris saat itu adalah eranya Liverpool, Nottingham Forest atau Aston
Villa, yang salah satu bintangnya kini menjadi pelatih nasional
Indonesia.
Siapa lagi kalau bukan Peter Withe. Saya sendiri masih
ingat gol tunggalnya ke gawang Bayern Muenchen mengantarkan klub asal
Birmingham meraih trofi Piala Champion 1981/82.
The Gunners,
datang dengan diperkuat kiper legendaris Pat Jennings, dua pemain
nasional Inggris Kenny Sansom, dan Graham Rix serta si legenda hidup
David O’Leary, datang ke negeri khatulistiwa dengan tujuan utama
berlibur ke Bali.
Mereka menang 3-0 atas PSMS Plus di Medan, 5-0
atas PSSI Selection di Senayan, namun yang terjadi kemudian, tepatnya
pada 17 Juni 1983 saat lawan juara Galatama, Niac Mitra di Surabaya,
sungguh membelalakkan mata. Arsenal kalah 0-2! Ini jauh lebih hebat dari
Marzuki Nyak Mad cs. saat menahan PSV dengan Eric Gerets dan Ruud
Gullit-nya 3-3 di Senayan.
Menurut Kompas waktu itu, banyak yang
mencibir kekalahan Arsenal sengaja dibuat. Salah satunya lantaran
mainnya jam 2 siang! Atau diusirnya Alan Sunderland oleh wasit Ruslan
Hatta. Publik Stadion 10 Nopember menyebut dua pemain Singapura, kiper
David Lee dan Fandi Ahmad, sebagai pahlawan kota pahlawan.
Fandi,
yang usai membela Niac Mitra ditransfer ke Groningen, membuat gol di
menit 37, sebelum ditutup Joko Malis di menit 85. Jangan kan Persija
yang kalah dari Persebaya di partai pamungkas Liga Indonesia belum lama
ini, Inggris saja selalu menderita di Surabaya. November 1945, komandan
perang Brigjen Mallaby tewas terbunuh oleh para pejuang dalam “Battle of
Soerabaia”. Lalu Juni 1983 giliran Arsenal yang dibekap Niac Mitra.
Kalau
begitu ada baiknya, PSSI menetapkan saja Stadion 10 Nopember sebagai
“Wembley-nya” tim nasional untuk partai internasional.
[danish56.blogspot.com]
Data dan fakta :
Niac Mitra VS Arsenal (2:0)
tanggal : 16 Juni 1983
Stadion 10 November, Surabaya
pencetak gol: Fandi Ahmad 37, Joko Malis 85
Susunan Pemain:
- Niac Mitra : David Lee, Budi Aswin, Wayan Diana, Tommy Latuperissa,
Yudi Suryata, Rudy Kelces, Rae Bawa/Yusul Male, Joko Malis, Hamid
Asnan/Syamsul Arifin, Fandi Ahmad, Dullah Rahim/Yance Lilipaly
- Arsenal : Pat Jennings, Colin Hill/Stewart Robson, David O’Leary,
Chris Whyte/Lee Chapman, Kenny Samson, Brian Talbot, Alan Sunderland,
Paul Davis, Brian McDermott, Raphael Meade/Terry Lee, Graham Rix.
Berikut foto-fotonya :
Itu saja yg ingin saya sampaikan hari ini, semoga sepakbola indonesia bisa lebih maju di tahun yg akan Datang (y).
Wassalumalaikum.Wr.Wb