Tuesday 19 July 2011

Ketika Tidak Ada Pilihan Lain Kecuali… NEKAT…

Sesungguhnya perubahan hanya dapat dimulai oleh orang-orang yang cerdas, dilaksanakan oleh orang yang ikhlas dan dimenangkan oleh orang yang berani
(Petuah Bijak)



Hidup bukanlah kumpulan keinginan semata, siapa nyana kalau kenyataan hidup menggiring pada satu sudut. Dan akhirnya kita tak ada kata lain kecuali nekat. Nekat adalah keterpaksaan yang niscaya.
Hidup memang dibatasi oleh ruang dan waktu. Surut ke belakang mungkin masih bisa dilakukan. Mengalah untuk menang, begitu katanya. Namun surut ke belakang tak punya arti lain selain kemunduran. Lagi pula tidak setiap keadaan menyediakan ruang dan waktu untuk mundur.
Adapula yang sebenarnya masih memiliki ruang dan waktu. Meski bisa jadi sangat sempit. Tapi enggan memanfaatkannya. Berhenti sejenak pun ia tak mau. Apalagi mundur. Ia ingin mengejar momentum, diburu momentum, sebagian bahkan merekayasa momentum.
Baik momentum yang tinggal satu maupun momentum yang dikejar, sama-sama melahirkan kenekatan. Menjadi penting bagi kita untuk mawas ketika tiba-tiba dihadapkan pada pilihan itu. Mungkin ada baiknya kita  pertimbangkan beberapa hal berikut ini :

  1. Pastikan Kenekatan Itu Tidak Melanggar Syariah

Niat, pilihan cara, dan tujuan adalah beberapa hal yang sangat harus diperhatikan.
Niat adalah mata air perilaku keseharian kita memancar pada awalnya dari sana. Jadi barang siapa yang terlintas dalam niatnya sebuah keburukaan maka akan hapuslah makna prilakunya.
Pilihan cara adalah ibarat sungai tempat mata air kita mengalir. Yang pertama harus dipastikan adalah bahwa kenekatan yang kita lakukan dalam rangka kebenaran. Benar menurut agama, bukan pada sesuatu yang diharamkan. Setelah dapat dipastikan kebenarannya, maka bagaimana menjalankannya pun harus benar. Hanya pada cara-cara yang diperkenankan oleh Islam.
Tujuan adalah muara dari mata air niat kita samudera dari amal kita. Apakah akan menciptakan gelombang atau sekedar unsur pelengkap dari riak ombak yang ada. Disinilah kenekatan kita menjadi kenyataan. Kalau ternyata perjalanan itu hanya sebatas untuk mencapai tujuan dunia, mungkin semuanya bisa kita raih. Tapi kalau kita arahkan untuk tujuan jangka panjang menyangkut hajat hidup orang banyak dan bersifat ukhrowi, tentu akan lebih bermakna.

  1. Percayalah Bila Ada Kemauan Pasti Ada Jalan.

Selalu ada jalan, asal saja, masih ada kemauan keras untuk berubah menjadi sesuatu yang lebih baik.
Bagi seorang muslim perubahan tak pernah kehilangan momentum. Kalaupun esok kiamat mereka tetap menanam saham perubahan. Allah senantiasa memberi petunjuk bagi orang-oranng yang berjuang dijalan-Nya. Allah juga berjanji akan memberikan jalan keluar bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya.

  1. Lakukanlah Sekarang Juga.

Disnilah makna betapa pentingnya bersegera. Menunda-nunda berarti kehilangan banyak momentum. Lakukan sekarang, begitulah seharusnya.

  1. Sadari Bahwa Segala Sesuatu Pasti Mengandung Segala Resiko.

Dalam hidup ini kita banyak punya pilihan untuk diam. Berhenti sejenak mungkin, tapi berhenti dalam rentang waktu terlalu lama berarti kemubaziran. Dan itu akan berakibat fatal bagi prestasi hidup. Inilah Islam, tidak memperkenankan kita terlalu lama murung dan menangisi hidup. Sederhananya Rosulluloh ingin mengajarkan kepada kita bahwa hidup adalah resiko. Tinggal kita yang memilih; akan tertimpa atau mengambil resiko. Tertimpa berarti menjadi korban, mengambil berarti meraih sesuatu. Seorang muslim harus bersikap pro aktif terhadap resiko, bukan berfikir bagaimana nanti, tapi nanti bagaimana. Kita harus ofensif terhadap resiko, bukan defennsif. Dan kenekatan adalah bentuk dari ofensifitas itu.

Dan ketika tiba momentumnya, resiko harus diambil. Bagi kita jelaslah sudah, bila azam sudah bulat maka hanya ada satu kata Tawakal kepada  Allah.


Disarikan dari majalah tarbawi edisi 78 th 5

No comments:

Post a Comment